Senin, 28 November 2016

Beliau tidak mengatakan : "Saya Ibnu Utsaimin"


Beliau tidak mengatakan : "Saya Ibnu Utsaimin"

Salah seorang yang mengenal beliau bercerita, Dulu, kira-kira diantara tahun 96 - 98, saya menunggu shalat subuh di shaf pertama di Masjid Al-Haram, waktu itu ada seorang petugas keamanan disamping kanan saya yang menjaga agar tempat dibelakang Imam tidak terlalu sesak dan agar ada tempat yang lowong untuk para Alim Ulama .

Dan di depan Maqam, ada 4 petugas lagi yang menjaga agar orang-orang tidak menuju ke shaf pertama, dan tiba-tiba muncul seorang laki-laki tua, ia memiliki jenggot putih yang
lebat, dan memakai pakaian yang tidak disetrika.

Lelaki tua ini ingin melewati para petugas yang berada didepan Maqam agar dia bisa sampai di shaf pertama namun petugas disana menghalanginya. Dia kemudian mencari jalan lain disekitar Ka'bah dan berusaha meloloskan dirinya dari halangan petugas namun lagi-lagi petugas menahannya. Dia terus mencari jalan agar dia bisa sampai ke shaf pertama ( dan saya terus memperhatikannya ) sampai akhirnya dia berhasil melewati petugas keamanan disamping saya yang waktu itu sedang berbicara dengan orang yang ada dibelakangnya.

Saat dia sudah berhasil berdiri di shaf pertama, Dia langsung bertakbir shalat sunnah, petugas kemanan itu lantas marah, dia berdiri tepat di depan lelaki tua ini, sampai ketika sang lelaki tua ini selesai dari shalatnya, petugas itu langsung mengangkat dan menarik bahunya seraya berkata,

"Berdiri!!"
Lelaki tua itu menjawab ( dengan dialek Qasim ), "Ada apa denganmu?"
Petugas itu berkata, "Tempat ini dikhususkan untuk para Masyaikh dan Ulama... Mundurlah!!!"
Lelaki tua itu menjawab, "Apa yang saya lakukan kalau para Ulama dan Masyaikh telat datang?"

Petugas itu pun marah dan saya terus memperhatikan kejadian itu sambil tersenyum, dan sebelum petugas tersebut melakukan tindakan yang berlebihan, saya lalu memegang tangannya, memberi isyarat agar ia mendekat dan ia pun mendekat, saya kemudian membisikkan di telinganya kalau
lelaki tua itu adalah Al-'Allamah Al-Faqih Muhammad bin Utsaimin, petugas itu bersegera mendatangi beliau, mencium kepala beliau dan meminta maaf.

Beliau memandangiku dengan pandangan mata protes karena telah mengabari petugas tadi siapa beliau sebenarnya, saya hanya tersenyum dengan senyuman permintaan maaf, iqamat pun dikumandangkan, Syekh Sa'ud bin Ibrahim Asy-Syuraim datang untuk mengimami shalat, dan disaat beliau melihat asy-Syaikh di shaf pertama, dia meminta beliau menjadi imam tapi beliau menolak, akhirnya Syaikh asy-Syuraim yang mengimami shalat kami.……

Ketenaran adalah sebuah fitnah bagi seorang alim. Setan membuat mereka gila dihormati. Banyak yang terjerat, kecuali yang dirahmati oleh Allah...
Rahimahullah asy-Syaikh, beliau adalah cermin keteledanan untuk kita semua..

Jati Padang, 15 Sep 2016
Muhibbukum: Muttaqin Rusli
-------------------------------------------------
Naskah Asli Ceritanya :

ﻟﻢ ﻳﻘﻞ " ﺃﻧﺎ ﺍﺑﻦ ﻋﺜﻴﻤﻴﻦ "
ﻳﻘﻮﻝ ﺃﺣﺪﻫﻢ :ﻛﻨﺖ ﻣﺎﺑﻴﻦ ﻋﺎﻡ ١٩٩٦ﻡ١٩٩٨ﻡ ﺗﻘﺮﻳﺒﺎً ﺃﻧﺘﻈﺮ ﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻒ ﺍﻷﻭﻝ ﻓﻲ
ﺍﻟﺤﺮﻡ ﺍﻟﻤﻜﻲ ،ﻭﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻳﻤﻴﻨﻲ ﺭﺟﻞ ﺷﺮﻃﺔ ﻳﻤﻨﻊ ﺍﺯﺩﻳﺎﺩ ﺍﻟﻤﺼﻠﻴﻦ ﺧﻠﻒ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻟﻴﻜﻮﻥ ﻫﻨﺎﻙ
ﻣﻜﺎﻥٌ ﻟﻠﻌﻠﻤﺎﺀ ﻭﺍﻟﻌﺪﻭﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺃﻣﺎﻡ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺮﻃﺔ ﻳﺄﻣﺮﻭﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻌﺪﻡ
ﺍﻟﺘﻮﺟﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺼﻒ ﺍﻷﻭﻝ ﻭﻓﺠﺄﺓً ﺟﺎﺀ ﺭﺟﻞٌ ﻣﺴﻦ ﻟﻪ ﻟﺤﻴﺔٌ ﺑﻴﻀﺎﺀ ﻃﻮﻳﻠﺔ ﻳﺮﺗﺪﻱ ﻣﻼﺑﺲ ﻏﻴﺮ
ﻣﻜﻮﻳﺔ ﻓﺄﺭﺍﺩ ﺃﻥ ﻳﺠﺘﺎﺯ ﺍﻟﻌﺴﻜﺮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﻟﻴﺬﻫﺐ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺼﻒ ﺍﻷﻭﻝ ﻓﻤﻨﻌﻮﻩ ﻓﺄﺧﺬ
ﺷﻮﻃﺎ ًﺣﻮﻝ ﺍﻟﻜﻌﺒﺔ ﻭﻋﺎﺩ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻣﺤﺎﻭﻻ ﺍﻹﻓﻼﺕ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﻤﻨﻌﻮﻩ ﻓﺄﺧﺬ ﺷﻮﻃﺎً ﺁﺧﺮﺣﻮﻝ ﺍﻟﻜﻌﺒﺔ
ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺭﺍﻗﺐ ﺇﺻﺮﺍﺭ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻤﺴﻦ ﻭﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻠﺤﻈﺔ ﺇﺳﺘﻄﺎﻉ ﺃﻥ ﻳﺘﺠﺎﻭﺯﻫﻢ ﻋﻠﻰ ﺣﻴﻦ
ﻏﻔﻠﺔ ﻭﻭﺻﻞ ﺇﻟﻴﻨﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻒ ﺍﻷﻭﻝ ﻭﺍﻟﺸﺮﻃﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﺠﺎﻧﺒﻲ ﻛﺎﻥ ﻳﺠﺎﺩﻝ ﺭﺟﻼً ﺧﻠﻔﻪ ﻓﻠﻢ ﻳﻨﺘﺒﻪ
ﻟﺬﻟﻚ ﺍﻟﻤﺴﻦ ﻭﻣﺎ ﺇﻥ ﻭﺻﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺼﻒ ﺍﻷﻭﻝ ﻛﺒﺮ ﻳﺼﻠﻲ ﺳﻨﺔ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﻓﺎﺳﺘﺸﺎﻁ ﺍﻟﺸﺮﻃﻲ ﻏﻴﻈﺎً
ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﻦ ﻭﻇﻞ ﻭﺍﻗﻔﺎً ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺳﻪ ﺣﺘﻰ ﺃﺗﻢ ﺭﻛﻌﺘﻴﻪ ﻓﻨﻐﺰﻩ ﻓﻲ ﻛﺘﻔﻪ ﺃﻥ ﻗﻢ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ
ﺍﻟﻤﺴﻦ ﻭﺭﺍﻙ ‏( ﺑﺎﻟﻠﻬﺠﺔ ﺍﻟﻘﺼﻴﻤﻴﺔ ﺃﻱ ﻣﺎﺑﻚ ‏) ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﺮﻃﻲ؛ﻫﺬﺍﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﻣﺨﺼﺺ ﻟﻠﻌﻠﻤﺎﺀ
ﻭﺍﻟﻤﺸﺎﺋﺦ ﺇﺭﺟﻊ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺨﻠﻒ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻤﺴﻦ : ﻭﻣﺎﻟﻲ ﻭﻟﻠﻌﻠﻤﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﺸﺎﺋﺦ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺄﺗﻮﺍ
ﻣﺒﻜﺮﻳﻦ ! ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺭﺍﻗﺐ ﻭﺃﺗﺒﺴﻢ ﺑﻬﺪﻭﺀ ﻓﻐﻀﺐ ﺍﻟﺸﺮﻃﻲ ﻭﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺘﺼﺮﻑ ﺗﺼﺮﻓﺎً ﻏﻠﻴﻈﺎً ﺗﺪﺧﻠﺖ
ﻭﺃﻣﺴﻜﺖ ﺑﻴﺪ ﺍﻟﺸﺮﻃﻲ ،ﻭﺃﺷﺮﺕ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﻥ ﺃﺩﻥُ ﻣﻨﻲ ،ﻓﺪﻧﺎ ﻣﻨﻲ، ﻓﻬﻤﺴﺖ ﻓﻲ ﺃﺫﻧﻪ ﺇﻥ ﺫﻟﻚ
ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻤﺴﻦ ﻫﻮ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺜﻴﻤﻴﻦ ،ﻓﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺮﻃﻲ ﺇﻻﺃﻥ ﺍﻧﻜﺐ ﻋﻠﻰ
ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻳﻘﺒﻠﻪ ﻭﻳﻌﺘﺬﺭ ﻣﻨﻪ، ﻓﺮﻣﻘﻨﻲ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺑﻨﻈﺮﺓ ﻟﻢ ﺃﺧﺒﺮﺗﻪ ﻓﺘﺒﺴﻤﺖ ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺗﺒﺴﻢ
ﺍﻋﺘﺬﺍﺭ ﻭﺃﻗﻴﻤﺖ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﺠﺎﺀ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺳﻌﻮﺩ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺍﻟﺸﺮﻳﻢ ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺃﻯ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻒ
ﺍﻷﻭﻝ ﺗﻘﺪﻡ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﻃﻠﺐ ﻣﻨﻪ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﺑﺎﻟﻨﺎﺱ ﻓﺄﺑﻰ ﻓﺼﻠﻰ ﺑﻨﺎ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺸﺮﻳﻢ .

0 komentar:

Posting Komentar

Saluran 1 Radio An-Nashihah

Saluran 2 Radio An-Nashihah

Terbaru

Arsip Blog

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Berlangganan

Sign Up in Seconds

Dapatkan Artikel Terbaru Kami Melalui Email.

Powered By : Al-Haudh

Facebook

Youtube

 
//