Rabu, 23 November 2016

Wahai Anakku, Kaulah Harapanku Kala Terputus Amalanku


Ringkasan Dauroh Syaikh Abdul Hadi Al Umairi, MA
Tema :  *Wahai Anakku, Kaulah Harapanku Kala Terputus Amalanku..*
Tempat : Mesjid Al Barokah, Semarang,  Tanggal 6 Agustus / 3 Dzulqoidah 1437 H.
Penerjemah : Ustadz Abdul Mu'thi Al Maedani
--------------------------------------------------

Syaikh membuka ceramahnya dengan khutbatul hajah, kemudian syaikh membaca hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatNya

Dan hadits lainnya :

إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ

Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir

فَيَقُولُ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُم


Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku telah mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka

Semoga apa yang kita upayakan ini nantinya bisa menjadi hujah bagi kita di akhirat bukan sebaliknya akan menjadi bumerang yang akan menghancurkan kita nantinya.
Wahai saudaraku sekalian, sesungguhnya sebesar-besarnya nikmat dari Allah adalah ketika Allah memberikan kita keturunan.

ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ....

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia..." (Q.S.18:46)

Suatu urusan/masalah semuanya ada ditangan Allah yang salah satunya dalam hal memberikan anak/ keturunan. Apabila Allah berkehendak tidak memberikan keturunan, maka janganlah engkau menjadi murka karena Allah yang berkehendak memberi atau tidak memberikannya keturunan.
Terdapat hikmah yang besar bila engkau tidak diberi keturunan, bisa jadi engkau akan mendapat kecelakaan dengannya. Adapun bila engkau telah diberi keturunan maka hendaknya engkau harus bersyukur.
Mungkin seseorang telah memiliki umur yang tua tetapi bisa saja bila Allah menghendaki, Allah nantinya akan memberikan keturunan, hendaknya pula engkau berusaha dan jangan berputus asa kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (4) وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آَلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (6)

Ia berkata “Ya Rabbku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku (yang mewarisiku) sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Rabbku, seorang yang diridhai.” (QS. Maryam: 4-6)_

 Namun Nabi Zakariya tidak pernah putus asa walaupun usianya telah tua, dan Allah mengabulkan doanya.

يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا ﴿٧﴾

_"(Allah berfirman), "
Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.""(Q.S.19:7)_

Ketika Allah berkehendak maka Allah akan mengatakan "kun" maka jadilah.
Ketika Nabi Zakariya mengatakan aku telah tua, maka Allah berkata :

قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجْعَلَهُۥٓ ءَايَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا ۚ وَكَانَ أَمْرًا مَّقْضِيًّا ﴿٢١﴾

Dia (Jibril) berkata, "Demikianlah." Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebes
aran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan.""(Q.S.19:21)_

Adapun anak tersebut adalah laki-laki ataupun perempuan,  maka urusan itu adalah bukan urusan suami atau urusan istri, karena hal itu adalah kehendak Allah Ta’ala  semata. 

"لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمَٰوَٰتِ وَالأَرْضِ، يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ يَهِبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثًا وَيَهِبُ لِمَن يَشَآءُ الذُّكُورَ- أَوْ يُزَوِّهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَٰثًا- وَيَجْعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيْمًا- إِنَّهُ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ".
[ الشورى:٥٠،٤٩ ]

Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia (Allah ) menganugrahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki, Dia ( Allah ) maha mengetahui lagi maha kuasa". [ Q.S:Asy-Syu'ra':49-50]._

Bukan kuasamu anakmu  laki-laki ataupun perempuan, hendaknya engkau ketahui bila Allah memberinya anak perempuan, bisa jadi anak perempuan tersebut bisa lebih baik dari beberapa anak laki-laki, andaikan engkau punya 10 anak laki-laki Yang tidak sholeh, maka itu tidak ada kebaikan sama sekali.
Petunjuk Allah ada ditangan Allah.  Hanya Allah lah yang memberi petunjuk, bila hidayah itu ada di tangan manuusia maka tidaklah anak nabi Nuh akan menjadi orang yang mungkar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ٨:٥٦

Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56]_

Tetapi engkau tetap harus menjalankan sebab-sebab dan hasilnya engkau serahkan kepada Allah, namun bila Allah tidak memberikan hidayah maka engkau tidak boleh murka karena segala urusan hanya ada di tangan Allah Ta'ala.
Sesungguhnya kebaikan/keshalihan anak-anak kita semua kemanfaatannya akan kembali kepada orangtuanya dan kepada umat ini secara keseluruhan.
Mereka dimasa depan akan bisa menjadi para pembesar bila mereka tumbuh dengan pendidikan yang benar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)_

'Anak' yang dimaksud baik laki-laki maupun perempuan.
Tidak ada orang tua yang tidak ingin memiliki anak yang sholeh walaupun dirinya  memiliki banyak kekurangan. Tetapi semua angan-angan yang diharapkan tadi tidaklah bermanfaat bila tanpa mengupayakan sebab-sebab yang menuju kearah sana.
Seperti disebuatkan dalam sebuah syair :

تَرْجُو النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا إِنَّ السَّفِيْنَةَ لاَ تَجْرِي عَلىَ الْيَبَسِ
_
Kalian mengharapkan keselamatan namun tidak menempuh jalan-jalannya, sesungguhnya kapal tidak akan berlayar diatas daratan._

Adapun diantara sebab-sebab tersebut antara lain :

 *Memilih Istri Yang Sholehah*
Istri yang sholehah diibaratkan seperti tanah yang baik/subur yang mana bila kita menanam tanaman diatas tanah tersebut maka akan menghasilkan tanaman yang baik.
Seperti dijelaskan dalam firman Allah Ta'ala :

أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَٰنَهُۥ عَلَىٰ تَقْوَىٰ مِنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٍ خَيْرٌ أَم مَّنْ أَسَّسَ بُنْيَٰنَهُۥ عَلَىٰ شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَٱنْهَارَ بِهِۦ فِى نَارِ جَهَنَّمَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿١٠٩﴾

Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunan (masjid) atas dasar takwa kepada Allah dan keridaan(-Nya) itu lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu (bangunan) itu roboh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang z
alim."(Q.S.9:109)_

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
_" Maka beruntunglah engkau telah mendapatkan istri yang yang baik jika tidak maka celakalah kedua tanganmu.._"
Lihatlah dari segi agamanya, bukan dari keturunan, harta ataupun kecantikannya, sehingga dengan mengambil pertimbanngan atas agamanya tersebut maka akan melahirkan anak/keturunan yang baik darinya.

Seperti dikisahkan kisah yang ma'ruf ketika Umar bin Khatab radhiallahu’anhu akhirnya menikahkan anaknya dengan seorang wanita atas dasar kejujurannya dan dari pernikahan mereka maka akan terlahir seorang khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terkenal akan kebaikannya.
Seorang istri yang sholihah akan menjaga kehormatannya ketika engkau tidak ada, seorang istri yang sholihah akan menunaikan kewajibannya ketika engkau tidak ada dan seorang istri yang sholihah akan bersandar kepada Allah ketika engkau tidak ada.. sejarah banyak menceritakan betapa banyak seorang wanita/istri sholihah dibelakang tokoh-tokoh besar umat ini.

*Membaca Doa Yang Diajarkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.*
Disebutkan dalam  sabda beliau shallallahu 'alaihi wa salam:

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

Ketika salah seorang di antara kalian hendak mendatangi istrinya kemudian mengucapkan: 'Bismillah Allahumma Jannibna asy-syaithana wajannibisy-syaithana ma razaqtana'
(Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami berdua dari syaithan, dan jauhkan pula syaithan itu dari anak yang akan Engkau anugerahkan kepada kami).
Jika ditakdirkan terjadinya anak dari hubungan keduanya, maka syaithan tidak akan bisa mendatangkan bahaya bagi anaknya selamanya." [HR. Bukhari dan Muslim]

Dzikir tersebut dan dzikir - dzikir lainnya harus dibiasakan untuk dibaca baik ketika masuk rumah, memasuki kamar mandi, engkau akan makan dan aktifitas lainnya hendaknya engkau membacakan doa yang telah nabi ajarkan sehingga syaitan tidak akan ikut bersama aktifitas yang kita lakukan  sehari-hari tersebut.. terlebih ketika kita hendak bercampur dengan istri kita maka kita akan dijauhkan dari syaitan.
Jangan sampai rumah-rumah kita menjadi tempat-tempat syaitan. Dan salah satu penangkal dari datangnya syaitan kerumah kita adalah dengan dibacakannya surat Al-Baqarah dirumah kita  tersebut.

 *Menjadi Seorang Bapak Yang Teladan*
Hendaknya engkau menjadi bapak yang sholeh, teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Bagaimana seorang bapak menginginkan anaknya taat sedangkan bapaknya seorang pelaku maksiat, bagaimana mungkin juga seorang bapak menginginkan anaknya jujur sedangkan bapaknya sendiri seorang yang ingkar.
Keshalihan seorang bapak berpengaruh secara langsung terhadap keshalihan anaknya.
Seperti dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala :

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحاً

Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang saleh.” (QS.al-Kahf:82)_

Dijelaskan dalam tafsir bahwa keshalihan bapaknya tersebut adalah kakek ke tujuh bagi kedua anak yatim tersebut.
Jadilah bapak yang sholeh dan jangan  sampai anakmu melihat atau mendapati sesuatu darimu kecuali sesuatu yang terbaik darimu. Jangan mendapatkan sesuatu yang kontradiktif dari apa yang engkau katakan ataupun dari apa yang engkau perbuat.
Seperti disebutkan dalam firman Allah Ta'ala :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴿٢﴾

Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?"(Q.S.61:2)_

 *Memberikan Waktu Dan Perhatian Yang Lebih*
Memiliki waktu yang cukup dalam memperhatikan anak adalah hal yang penting dalam mengupayakan agar anak menjadi baik, karena bila tidak sungguh banyak faktor yang akan  menjerumuskan anak tersebut kedalam  kehancuran.
Sungguh
banyak anak-anak yang terjerumus dalam dosa dan kemaksiatan dikarenakan pergaulannya yang buruk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan temannya_
 Hendaknya anak kita dijaga sebaik-baiknya, harus diketahui siapa teman-temannya, kemana tempat yang biasa dikunjunginya dan lain sebagainya.
Hal tersebut diatas cocok penggambarannya dengan sebuah pribahasa yang berbunyi :
"Seseorang yang diikat tangan dan kakinya dan dimasukan kedalam laut setelah itu engkau berkata : janganlah engkau tenggelam"
Dalam hal kita banyak usaha dalam mencari tahu aktifitas anak kita, janganlah kita merasa bahwa kita melanggar privasi dari anak tersebut, karena kita harus ingat pesan Nabi dibawah ini:
“Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.." (HR Bukhari 4801)

Dan firman Allah Ta’ala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارً..

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.."[at-Tahrîm/66:6]

Bertakwalah kepada Allah dalam hal kita menghendaki kebaikan untuk anak kita.

_Terakhir..._
..Syaikh mengingatkan dengan satu nasihat.. haruslah kita memberikan perhatian yang besar kepada anak kita seperti dalam hal menjaga agama, akal dan  pikiran anak kita seperti kita menjaga akan badan dan kebutuhan lahiriahnya.
Harus dijaga agar dididik dengan bimbingan al-Qur-an dan sunnah, tentunya hal itu akan menjadikannya anak yang sholeh.
Seperti yang diwasiatkan oleh Nabi kita Shallallahu’alaihi Wasallam :

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim)_

Bersemangat lah agar anak-anakmu dididik dan dimasukan di sekolah-sekolah Islam, agar didapat pendidikan yang bisa memperbaiki ahlaknya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik"

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ

Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. [Al An’am:153]

Mudah-mudahan bermanfaat ...

0 komentar:

Posting Komentar

Saluran 1 Radio An-Nashihah

Saluran 2 Radio An-Nashihah

Terbaru

Arsip Blog

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Berlangganan

Sign Up in Seconds

Dapatkan Artikel Terbaru Kami Melalui Email.

Powered By : Al-Haudh

Facebook

Youtube

 
//