Ringkasan Dauroh Syaikh Abdul Hadi Al Umairi, MA
Tema : *Wahai Anakku, Kaulah Harapanku Kala Terputus Amalanku..*
Tempat : Mesjid Al Barokah, Semarang, Tanggal 6 Agustus / 3 Dzulqoidah 1437 H.
Penerjemah : Ustadz Abdul Mu'thi Al Maedani
--------------------------------------------------
Syaikh membuka ceramahnya dengan khutbatul hajah, kemudian syaikh membaca hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَمَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ
اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ
السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ
يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Tidaklah
suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah
dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat
menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji
mereka di hadapan makhluk yang ada didekatNya
Dan hadits lainnya :
إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ
Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir
فَيَقُولُ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُم
Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku telah mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka
Semoga
apa yang kita upayakan ini nantinya bisa menjadi hujah bagi kita di
akhirat bukan sebaliknya akan menjadi bumerang yang akan menghancurkan
kita nantinya.
Wahai saudaraku sekalian, sesungguhnya sebesar-besarnya nikmat dari Allah adalah ketika Allah memberikan kita keturunan.
ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ....
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia..." (Q.S.18:46)
Suatu
urusan/masalah semuanya ada ditangan Allah yang salah satunya dalam hal
memberikan anak/ keturunan. Apabila Allah berkehendak tidak memberikan
keturunan, maka janganlah engkau menjadi murka karena Allah yang
berkehendak memberi atau tidak memberikannya keturunan.
Terdapat
hikmah yang besar bila engkau tidak diberi keturunan, bisa jadi engkau
akan mendapat kecelakaan dengannya. Adapun bila engkau telah diberi
keturunan maka hendaknya engkau harus bersyukur.
Mungkin
seseorang telah memiliki umur yang tua tetapi bisa saja bila Allah
menghendaki, Allah nantinya akan memberikan keturunan, hendaknya pula
engkau berusaha dan jangan berputus asa kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
قَالَ
رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا
وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (4) وَإِنِّي خِفْتُ
الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ
لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آَلِ يَعْقُوبَ
وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (6)
Ia berkata “Ya Rabbku,
sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan
aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku. Dan
sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku (yang mewarisiku)
sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka
anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku
dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Rabbku,
seorang yang diridhai.” (QS. Maryam: 4-6)_
Namun Nabi Zakariya tidak pernah putus asa walaupun usianya telah tua, dan Allah mengabulkan doanya.
يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا ﴿٧﴾
_"(Allah berfirman), "
Wahai
Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak
laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti
itu sebelumnya.""(Q.S.19:7)_
Ketika Allah berkehendak maka Allah akan mengatakan "kun" maka jadilah.
Ketika Nabi Zakariya mengatakan aku telah tua, maka Allah berkata :
قَالَ
كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجْعَلَهُۥٓ ءَايَةً
لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا ۚ وَكَانَ أَمْرًا مَّقْضِيًّا ﴿٢١﴾
Dia (Jibril) berkata, "Demikianlah." Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebes
aran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan.""(Q.S.19:21)_
Adapun
anak tersebut adalah laki-laki ataupun perempuan, maka urusan itu
adalah bukan urusan suami atau urusan istri, karena hal itu adalah
kehendak Allah Ta’ala semata.
"لِلّٰهِ
مُلْكُ السَّمَٰوَٰتِ وَالأَرْضِ، يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ يَهِبُ لِمَن
يَشَآءُ إِنَٰثًا وَيَهِبُ لِمَن يَشَآءُ الذُّكُورَ- أَوْ يُزَوِّهُمْ
ذُكْرَانًا وَإِنَٰثًا- وَيَجْعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيْمًا- إِنَّهُ
عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ".
[ الشورى:٥٠،٤٩ ]
[ الشورى:٥٠،٤٩ ]
Milik
Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki,
dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia
(Allah ) menganugrahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan
mandul siapa yang Dia kehendaki, Dia ( Allah ) maha mengetahui lagi maha
kuasa". [ Q.S:Asy-Syu'ra':49-50]._
Bukan
kuasamu anakmu laki-laki ataupun perempuan, hendaknya engkau ketahui
bila Allah memberinya anak perempuan, bisa jadi anak perempuan tersebut
bisa lebih baik dari beberapa anak laki-laki, andaikan engkau punya 10
anak laki-laki Yang tidak sholeh, maka itu tidak ada kebaikan sama
sekali.
Petunjuk Allah ada ditangan Allah.
Hanya Allah lah yang memberi petunjuk, bila hidayah itu ada di tangan
manuusia maka tidaklah anak nabi Nuh akan menjadi orang yang mungkar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ٨:٥٦
Sesungguhnya
engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada
orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang
Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima
petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56]_
Tetapi
engkau tetap harus menjalankan sebab-sebab dan hasilnya engkau serahkan
kepada Allah, namun bila Allah tidak memberikan hidayah maka engkau
tidak boleh murka karena segala urusan hanya ada di tangan Allah Ta'ala.
Sesungguhnya
kebaikan/keshalihan anak-anak kita semua kemanfaatannya akan kembali
kepada orangtuanya dan kepada umat ini secara keseluruhan.
Mereka dimasa depan akan bisa menjadi para pembesar bila mereka tumbuh dengan pendidikan yang benar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو
لَهُ
Jika
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak
yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)_
'Anak' yang dimaksud baik laki-laki maupun perempuan.
Tidak
ada orang tua yang tidak ingin memiliki anak yang sholeh walaupun
dirinya memiliki banyak kekurangan. Tetapi semua angan-angan yang
diharapkan tadi tidaklah bermanfaat bila tanpa mengupayakan sebab-sebab
yang menuju kearah sana.
Seperti disebuatkan dalam sebuah syair :
تَرْجُو النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا إِنَّ السَّفِيْنَةَ لاَ تَجْرِي عَلىَ الْيَبَسِ
_
Kalian mengharapkan keselamatan namun tidak menempuh jalan-jalannya, sesungguhnya kapal tidak akan berlayar diatas daratan._
Adapun diantara sebab-sebab tersebut antara lain :
*Memilih Istri Yang Sholehah*
Istri
yang sholehah diibaratkan seperti tanah yang baik/subur yang mana bila
kita menanam tanaman diatas tanah tersebut maka akan menghasilkan
tanaman yang baik.
Seperti dijelaskan dalam firman Allah Ta'ala :
أَفَمَنْ
أَسَّسَ بُنْيَٰنَهُۥ عَلَىٰ تَقْوَىٰ مِنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٍ خَيْرٌ
أَم مَّنْ أَسَّسَ بُنْيَٰنَهُۥ عَلَىٰ شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَٱنْهَارَ
بِهِۦ فِى نَارِ جَهَنَّمَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ
ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿١٠٩﴾
Maka
apakah orang-orang yang mendirikan bangunan (masjid) atas dasar takwa
kepada Allah dan keridaan(-Nya) itu lebih baik, ataukah orang-orang yang
mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu (bangunan) itu
roboh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam? Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang z
alim."(Q.S.9:109)_
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
_" Maka beruntunglah engkau telah mendapatkan istri yang yang baik jika tidak maka celakalah kedua tanganmu.._"
Lihatlah
dari segi agamanya, bukan dari keturunan, harta ataupun kecantikannya,
sehingga dengan mengambil pertimbanngan atas agamanya tersebut maka akan
melahirkan anak/keturunan yang baik darinya.
Seperti
dikisahkan kisah yang ma'ruf ketika Umar bin Khatab radhiallahu’anhu
akhirnya menikahkan anaknya dengan seorang wanita atas dasar
kejujurannya dan dari pernikahan mereka maka akan terlahir seorang
khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terkenal akan kebaikannya.
Seorang
istri yang sholihah akan menjaga kehormatannya ketika engkau tidak ada,
seorang istri yang sholihah akan menunaikan kewajibannya ketika engkau
tidak ada dan seorang istri yang sholihah akan bersandar kepada Allah
ketika engkau tidak ada.. sejarah banyak menceritakan betapa banyak
seorang wanita/istri sholihah dibelakang tokoh-tokoh besar umat ini.
*Membaca Doa Yang Diajarkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.*
Disebutkan dalam sabda beliau shallallahu 'alaihi wa salam:
لَوْ
أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ
اللهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا
رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ
لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
Ketika
salah seorang di antara kalian hendak mendatangi istrinya kemudian
mengucapkan: 'Bismillah Allahumma Jannibna asy-syaithana
wajannibisy-syaithana ma razaqtana'
(Dengan
nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami berdua dari syaithan, dan jauhkan
pula syaithan itu dari anak yang akan Engkau anugerahkan kepada kami).
Jika
ditakdirkan terjadinya anak dari hubungan keduanya, maka syaithan tidak
akan bisa mendatangkan bahaya bagi anaknya selamanya." [HR. Bukhari dan
Muslim]
Dzikir
tersebut dan dzikir - dzikir lainnya harus dibiasakan untuk dibaca baik
ketika masuk rumah, memasuki kamar mandi, engkau akan makan dan
aktifitas lainnya hendaknya engkau membacakan doa yang telah nabi
ajarkan sehingga syaitan tidak akan ikut bersama aktifitas yang kita
lakukan sehari-hari tersebut.. terlebih ketika kita hendak bercampur
dengan istri kita maka kita akan dijauhkan dari syaitan.
Jangan
sampai rumah-rumah kita menjadi tempat-tempat syaitan. Dan salah satu
penangkal dari datangnya syaitan kerumah kita adalah dengan dibacakannya
surat Al-Baqarah dirumah kita tersebut.
*Menjadi Seorang Bapak Yang Teladan*
Hendaknya engkau menjadi bapak yang sholeh, teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Bagaimana
seorang bapak menginginkan anaknya taat sedangkan bapaknya seorang
pelaku maksiat, bagaimana mungkin juga seorang bapak menginginkan
anaknya jujur sedangkan bapaknya sendiri seorang yang ingkar.
Keshalihan seorang bapak berpengaruh secara langsung terhadap keshalihan anaknya.
Seperti dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala :
وَأَمَّا
الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ
تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحاً
Dan
adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang
di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang
saleh.” (QS.al-Kahf:82)_
Dijelaskan dalam tafsir bahwa keshalihan bapaknya tersebut adalah kakek ke tujuh bagi kedua anak yatim tersebut.
Jadilah
bapak yang sholeh dan jangan sampai anakmu melihat atau mendapati
sesuatu darimu kecuali sesuatu yang terbaik darimu. Jangan mendapatkan
sesuatu yang kontradiktif dari apa yang engkau katakan ataupun dari apa
yang engkau perbuat.
Seperti disebutkan dalam firman Allah Ta'ala :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴿٢﴾
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?"(Q.S.61:2)_
*Memberikan Waktu Dan Perhatian Yang Lebih*
Memiliki
waktu yang cukup dalam memperhatikan anak adalah hal yang penting dalam
mengupayakan agar anak menjadi baik, karena bila tidak sungguh banyak
faktor yang akan menjerumuskan anak tersebut kedalam kehancuran.
Sungguh
banyak anak-anak yang terjerumus dalam dosa dan kemaksiatan dikarenakan pergaulannya yang buruk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang
itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di
antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan temannya_
Hendaknya
anak kita dijaga sebaik-baiknya, harus diketahui siapa teman-temannya,
kemana tempat yang biasa dikunjunginya dan lain sebagainya.
Hal tersebut diatas cocok penggambarannya dengan sebuah pribahasa yang berbunyi :
"Seseorang yang diikat tangan dan kakinya dan dimasukan kedalam laut setelah itu engkau berkata : janganlah engkau tenggelam"
Dalam
hal kita banyak usaha dalam mencari tahu aktifitas anak kita, janganlah
kita merasa bahwa kita melanggar privasi dari anak tersebut, karena
kita harus ingat pesan Nabi dibawah ini:
“Setiap
kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.." (HR Bukhari 4801)
Dan firman Allah Ta’ala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارً..
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.."[at-Tahrîm/66:6]
Bertakwalah kepada Allah dalam hal kita menghendaki kebaikan untuk anak kita.
_Terakhir..._
..Syaikh
mengingatkan dengan satu nasihat.. haruslah kita memberikan perhatian
yang besar kepada anak kita seperti dalam hal menjaga agama, akal dan
pikiran anak kita seperti kita menjaga akan badan dan kebutuhan
lahiriahnya.
Harus dijaga agar dididik dengan bimbingan al-Qur-an dan sunnah, tentunya hal itu akan menjadikannya anak yang sholeh.
Seperti yang diwasiatkan oleh Nabi kita Shallallahu’alaihi Wasallam :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku
telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
(Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim)_
Bersemangat
lah agar anak-anakmu dididik dan dimasukan di sekolah-sekolah Islam,
agar didapat pendidikan yang bisa memperbaiki ahlaknya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik"
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
Dan
bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. [Al
An’am:153]
Mudah-mudahan bermanfaat ...
0 komentar:
Posting Komentar